Skripsi/Tugas Akhir
Analisis Pengelompokkan Daerah Produksi Kakao di Provinsi Sulawesi Selatan Menggunakan Metode K-Medoids pada RapidMiner
ABSTRAK
Di Indonesia saat ini salah satu provinsi yang menjadi produsen Kakao terbesar yaitu Sulawesi Selatan. Sulawesi selatan terbagi menjadi 23 Kabupaten/Kota, hampir semua Kabupaten/Kota yang terdapat di Sulawesi Selatan memproduksi kakao. Berdasarkan luas areal dan tingginya angka produksi kakao di Sulawesi Selatan maka diperlukan adanya pengelompokan daerah produksi Kakao di Sulawesi Selatan. Hal tersebut bertujuan agar dapat mengetahui Kabupaten/Kota mana saja yang memiliki hasil produksi kakao tertinggi, sedang dan yang masih kurang, Adapun algoritma yang digunakan untuk melakukan pengelompokan ialah Algoritma K-Medoids atau dikenal pula dengan PAM (Partitioning Around Medoids) menggunakan metode partisi clustering untuk mengelompokkan sekumpulan objek menjadi sejumlah cluster, Tujuan penelitian ini adalah untuk mengelompokkan daerah produksi kakao yang ada di Sulawesi Selatan dengan menggunakan K-Medoids, agar dapat diketahui daerah mana saja yang memiliki produksi kakao yang rendah, sedang, dan tinggi, hasil yang ditemukan pada tahun 2017 produksi tinggi 4, sedang 2, rendah 15 kabupaten, tahun 2018 produksi tinggi 6, sedang 8, rendah 11 kabupaten, tahun 2019 produksi tinggi 2, sedang 4, rendah 13 kabupaten, tahun 2020 produksi tinggi 1, sedang 8, rendah 13 kabupaten, tahun 2021 produksi tinggi 1, sedang 5, rendah 16 kabupaten. Dari hasil maka dibuat kesimpulan dengan melakukan perangkingan dari gabungan 5 data tersebut dan yang untuk C0 ditemukan tertinggi adalah Kabupaten Luwu dan untuk C1 yang sedang adalah Kabupaten Luwu Utara dan untuk C2 yang terendah adalah Kabupaten Bulukumba.
Kata Kunci : Kakao, Pengelompokan, Algoritma K-Medoids.
ABSTRACT
In Indonesia, currently one of the provinces which is the largest cocoa producer is South Sulawesi. South Sulawesi is divided into 23 regencies/cities, almost all regencies/cities in South Sulawesi produce cocoa. Based on the area and the high rate of cocoa production in South Sulawesi, it is necessary to group cocoa production areas in South Sulawesi. It aims to be able to find out which Regencies/Cities have the highest cocoa production, moderate and which are still lacking. The algorithm used for clustering is the K-Medoids Algorithm or also known as PAM (Partitioning Around Medoids) using the partition clustering method. to group a set of objects into a number of clusters. The purpose of this research is to classify cocoa production areas in South Sulawesi using K-Medoids, so that it can be identified which areas have low, medium, and high cocoa production, the results found in 2017 high production 4, medium 2, low 15 districts, in 2018 high production 6, medium 8, low 11 districts, in 2019 high production 2, medium 4, low 13 districts, 2020 high production 1, medium 8, low 13 districts, 2021 high production 1, medium 5 low 15 districts. From the result, a conclusion was made by rangking the 5 combined data and the highest for C0 found was Luwu district and for C1, which was moderate, was North Luwu district and for C2, the lowest was Bulukumba district.
Keywords : Cocoa, Clustering, K-Medoids Algorithm.
Tidak ada salinan data
Universitas DIPA Makassar
NPP 7371142D1000002
Jln. Perintis Kemerdekaan KM.9
Telp. (0411)587194
Hotline: +6281228221994
WhatsApp Admin: +6281342092072
e-Mail: perpustakaan@undipa.ac.id
© 2024 — Perpustakaan UNDIPA Makassar - SLiMS